1. Kerancuan Injil
Sebagai Kitab Suci Umat Masehi
Kerancuan
agama Narani akan kami paparkan terlebih dahulu dari kerancuan kitab sucinya.
Karena kitab suci adalah sebuah pedoman yang urgen dalam memahami setiap
agama-agama samawi.Seseorang haruslah membaca dan memahami kitab suci yang
turun melalu Rosul pembawa agama itu.
Kitab
Injil terdiri dari dua kitab yakni Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama.Perjanjian
baru yang terdiri dari empat kitab terdiri dari kisah para Rosul dan
surat-surat.Tapi orang Yahudi hanya beriman kepada Perjanjian Lama (Taurot)
mereka tidak percaya dengan Injil.Sedang umat Masehi menganggap bahwa Taurat
kitab syariat dan Perjanjian Baru sebagai perjanjian utama dan kifarat. Sebenarnya
kitab Injil memiliki banyak kekurangan dari segi syariat, oleh karena itu
mereka harus kembali kepada Taurot, apalagi Isa juga sudah mengatakan sendiri
dengan tegas bahwa ia tidak datang untuk menghapus dosa tapi menyempurnakan apa
yang dibawa oleh nabi Musa AS.
Kata
Injil berasal dari Yunani, asal katanya Euaggelion.Dalam bahasa Yunani artinya
hadiah yang diberikan kepada orang yang mendengarkan berita gembira.Bahasa
Yunani sebenarnya bukan bahasa Isa sendiri namun bahasa kaumnya.Pada waktu itu
adalah bahasa Aramean.Jadi kata Injil tidak pernah disebutkan dalam risalah
Almasih atau pada kitab sucinya.Tapi mungkin kata “berita gembira” atau yang
menyerupainya dalam bahasa Aramean.Bahasa itu masih bersaudara dengan bahsa
Arab dan Ibrani.
Dalam
Perjanjian Baru kata Injil dipakai beberapa kali namun bukan berarti kitab tapi
berupa kabar gembira atau kabar baik.penggunaan Injil sebagai nama kitab adalah
pertengahan kedua abad ke II masehi, ini berari 150 tahun setelah wafatnya
Almasih. Hal itu juga telah diungkapkan oleh Ensiklopedia Bablica. Sedangkan
al-Quran menggunakan nama Injil karena nama itulah yang popular dikalangan
Masehi dan seluruh masyarakat di jazirah. Al-Quran turun setelah enam abad
sejak setelah penggunaan nama Injil itu, hingga tidak ada nama lain yang lebih
tepat selain Injil untuk mengenalkan kitab yang dibawa Isa Almasih.
Absennya
Almasih dari gelanggang orang Yahudi membuat pemalsuan merajalela. Ini terlihat
dari surat Paulus kedua kepada Jamaat Tesalonika. “Jangan lekas bingung Dan
gelisah baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan
dari kami.” (Tesalonika: 2:2). Disini terlihat bahwa pemalsuan surat-surat yang
berkaitan dengan Almasih sudah terjadi di masa Paulus.Menurut Paulus masa itu
bukan hanya pemalsuan surat-surat namun sudah banyak orang yang mengaku sebagai
Nabi, banyak yang mengada-ada tentang mukjizatnya seperti halnya yang dilakukan
oleh Dostihios Es Samiri yang mengaku sebagai Almasih dan Samson yang mengkau
sebagai anak Allah.
Sejarah
gereja Romawi menjelaskan tentang peristiwa abad ke II masehi.Waktu itu terjadi
perdebatan yang sengit antara umat Masehi tentang keabsahan menganut sistem
yang digunakan oleh para filusuf Watsani. Mereka berdebat apakah cara itu
dibenarkan. Tapi akhirnya cara itu mereka laksanakan juga. Ini didukung oleh
kecerdikan para peneliti dan kritikus umat Masehi.Dalam perdebatan itu juga
krisis kejujuran, karena alasan intulah dimulainya babak karangan palsu dan
pada masa itu banyak ditemukan karangan palsu.
Pada
umumnya, jika para filsuf menganut suatu disiplin ilmu maka ia menulis buku dan
menyatakan seolah-olah itu adalah karya cendikiawan, ini bertujuan untuk
menarik simpati umum. Padahal tulisan itu tidak ada hubungannya dengan
cendikiawan.Begitu juga umat Masehi setelah berdebat dengan filusuf mereka
mengarang buku dan menyatakan itu tulisan si anu dari salah seorang murid
Almasih atau sorang Uskup besar.Peristiwa seperti itu terjadi abad ke III dan
berlanjut beberapa abad lamanya di gereja Romawi.
Sejarawan
Masehi mengatakan, ada beberapa penyebab pemalsuan tulisan itu, yaitu :
Ø Setiap golongan umat Masehi menulis kitab untuk mendukung ide dan akidahnya. Pernyataannya bersumber dari murid Almasih atau tokoh terkenal lainnya.
Dia antara yang mengaku Nabi atau Almasih palsu, banyak yang mengarang kitab dan karangan-karangan palsu.Ø
Ø Setiap golongan umat Masehi menulis kitab untuk mendukung ide dan akidahnya. Pernyataannya bersumber dari murid Almasih atau tokoh terkenal lainnya.
Dia antara yang mengaku Nabi atau Almasih palsu, banyak yang mengarang kitab dan karangan-karangan palsu.Ø
ØSebagian
besar orang membiarkankan kepalsuan itu berkembang dikalangan mereka.
Keempat Injil yakni Matius, Markus, Lukas dan Yohanes merupakan sumber ajaran Nasrani yang sudah sejak lama di tinggalkan kerena terdapat distorsi dan mitos di dalamnya. Sampai saat ini tidak di ketahui siapa sebenarnya penulis dari pada Injil ini, karena di dalam Injil masih ditemukan kalimat “Matius berkata” atau “menurut keterangan Matius”, tanpa dijelaskan secara tuntas, apakah Matius itu penulis atau penuyusun atau bahkan pemberi ilham. Meskipun ada yang mengatakan bahwa ketiga Injil itu di tulis sendiri oleh Lukas, namun Lukas sendiri mengakui bahwa dia bukanlah saksi mata berbagai peristiwa yang diuraikannya.
Keempat Injil yakni Matius, Markus, Lukas dan Yohanes merupakan sumber ajaran Nasrani yang sudah sejak lama di tinggalkan kerena terdapat distorsi dan mitos di dalamnya. Sampai saat ini tidak di ketahui siapa sebenarnya penulis dari pada Injil ini, karena di dalam Injil masih ditemukan kalimat “Matius berkata” atau “menurut keterangan Matius”, tanpa dijelaskan secara tuntas, apakah Matius itu penulis atau penuyusun atau bahkan pemberi ilham. Meskipun ada yang mengatakan bahwa ketiga Injil itu di tulis sendiri oleh Lukas, namun Lukas sendiri mengakui bahwa dia bukanlah saksi mata berbagai peristiwa yang diuraikannya.
Lukas
berkata: “Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan
kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan firman.
Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari
asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan tersatur
bagimu, supaya engkau dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan
kepadamu sungguh benar.” (Lukas 1:1-4).
Dari
sini timbullah keragu-raguan ulama Nasrani akan kebenaran Injil. Dalam sejarah
gereja Romawi, hal 90, catatan Mizabor, India tahun 1856 antara lain dikatakan
: “Banyak diantara umat masehi yang menulis karangan dengan tangannya sendiri
dalam menjajakannya, sesudah menasabkan kepada si fulan atau si anu dari
teman-teman Almasih atau salah satu uskup besar. Tanda-tanda adanya pemalsuan
ini sudah terlihat sejak abad ke-3 masehi dan berlanjut beberapa tahun lamanya,
suatu perbuatan yang sangat menyesalkan bukan.”
Peter
Mochim dalam bukunya sejarah gereja, cetakan tahun 1860, menyatakan: “Terdapat
banyak alasan yang memaksa dipersatukannya semua Injil yang beragam pada abad
ke-1 masehi itu dalam satu kitab saja. Sebab pada waktu itu banyak sekali
kitab-kitab yang ditulis orang dan menasabkan pada para Rosul yang suci, dan
hampir tidak mungkin semua sumber itu dijadikan rujukan dalam menyusun sejarah
atau biografi seseorang dengan benar.”
2. Injil Berbicara
Tentang Almasih
Kerancuan
Injil tidak hanya sampai disitu saja, kehidupan Isa Almasih ternyata
membuktikan bahwa antara Injil yang satu dengan yang lain berbeda dalam hal
kelahiran, kebangkitan, penyaliban dan kematian Yesus. Begitu juga pendapat
kelahiran Yesus dari perut gadis tanpa ayah, hanya disebutkan dalam Injil
Matius dan Lukas saja. Bahkan berdasarkan riwayat-riwayat Injil sendiri,
dikatakan bahwa kelahiran Almasih diliputi selubung asap tebal. Ada segolongan
yang mengatakan bahwa ia tidak dilahirkan tanpa seorang ayah, tapi Yusuf si
tukang kayu itulah bapaknya. Kata Injil: “Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria
yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.” (Matius: 1:6).
Sementara
itu, seorang peneliti agama dari Jerman, Dr. Stras pada tahun 1835, dalam
bukunya Life Of Jesus, mengatakan bahwa semua peristiwa yang berkenaan dengan
biografi Almasih pada semua Injil dikutip dari khurafat kaum watsani (penyembah
berhala). Selanjutnya, Ensiklopedia Britanica mengkritik keras riwayat Injil
yang menetapkan malam kelahiran Almasih pada akhir tahun dan dihadiri oleh para
penggembala beserta ternak mereka.Padahal bulan Desember di pelestina turun
hujan deras, jadi mana mungkin orang berkumpul waktu itu.
Selanjutnya
ensiklopedi itu mengatakan bahwa sampai empat abad pertama, 25 Desember tidak
pernah dianggap sebagai hari lahirnya Almasih.Namun tanggal kelahiran Almasih
di percayakan kepada seorang Rahib yang juga ahli nujum yaitu Daonys.Dia
menganggap hari pada tanggal itu sebagai hari suci sejak enam abad yang lalu
menjelang kelahiran Isa.Banyak tuhan-tuhan lain yang menetapkan hari tanggal
itu sebagai hari lahirnya.Kemudian Rahib itu mengambil tanggal itu, agar ajaran
Almasih mudah diterima oleh umat penganut kepercayaan tersebut.
Namun
al-Quran dengan tegas mengatakan bahwa kelahiran Isa ialah di saat musim dingin
dimana kurma-kurma menjelang matang. Allah berfirman: “Dan goyangkanlah pangkal
pohon korma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang
masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu..” (Maryam :
25-26). Riwayat-riwayat Injil sebenaranya bukan hanya beselisih tentang kapan
kelahiran Almasih, namun nama dan tempat kelahirannya juga. Injil Matius
mengatakan bahwa ia lahir di Bethlehem (Matius 2:1), sedangkan Injil Lukas
mengtakan bahwa ia lahir dan dibesarkan di Nazaret (Lukas 4:16).
Rupanya
misi ajarannya tidak sesuai dengan apa yang selama ini di impikan oleh Yahudi,
oleh karena itulah bangsa Yahudi memusi dan menyusun rencana makar untuk
mencelakainya, sampai akhirnya terjadilah penangkapan dan penyaliban atas
dirinya, seperti yang telah di uraikan secara terperinci oleh semua Injil yang
ada.
Menurut
Injil-Injil itu, penyebab utama Yahudi menolak Isa, karena kritikan pedasnya
terhadap mereka dan kurang hormatnya terhadap hari besarnya (Sabtu). Isa juga
kurang mengindahkan kesucian lahiriyah dan Isa mendoakan kehancuran Yerusalem,
Isa juga mengaku anak Allah, ingin mengubah sistem pemerintahan dan
menggantinya dengan yang baru dengan alasan bahwa ia adalah pewaaris kerajaan
Daud, selain itu pokok ajarannya didasarkan pada persamaan dan persaudaraan
manusia. Tapi bangsa Yahudi menitik beratkan pada dua hal, yaitu pengakuan Isa
sebagai anak Allah, dan keinginannya untuk merubah sistem pemerintahan.
3. Teologi Agama
Masehi
Teologi
kaum masehi atau lebih dikenal dengan nasrani atau Kristen sebenarnya berawal
dari firman: “Firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah,
ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.” (Yoohanes 1:1-2).Berawal dari
ungkapan inilah kemudian Yohanes memulai uraiannya tentang Almasih, kehidupan
dan mukjizatnya didalam Injil. Setelah ungkapan itu, Yohanes menuangkan
kata-katanya: “Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita dan kita
telah melihat kemulyaan-Nya, yaitu kemulyaan yang diberikan kepada-Nya sebagai
anak tunggal Bapak, penuh kasih, karunia dan kebenaan.” (Yohanes 1:14).
Yang
dimmaksud dengan “firman” disini menurut umat Masehi adalah anak Allah yang
independen.Arti dari ungkapn Yohanes itu bahwa firman ketuhanan telah menjelma
menjadi manusia yaitu Almasih, itu bertujuan untuk menampakkan kecintaan-Nya
kepada seluruh umat manusia dan untuk menyelamatkannya dari siksa yang azali.
Mauritius
Relton dalam tulisannya.“Kaum Katholik berkeyakinan, bahwa zat yang semula adalah
Allah, menjelma menjadi manusia tanpa meninggalkan sifat-sfat
ketuhannan-Nya.Artinya Dia menjelam menjadi salah seorang seperti kita seperti
wujud kita yang terbatas waktu dan tempat.Ia tinggal ditengah-tengah kita untuk
waktu beberpa lamanya.”
Keterangan
ini ditambah oleh Alferd Ghard: “Sesungguhnya Almasih itu adalah tuhan yang
sebenarnya seperti juga seorang manusia. Mengingkari salah satu dari kedua
sifat ini atau menolak keduanya secara bersamaaan akan menimbulkan perbedaan
pendapat. Pendapat yang sudah disepakati bersama adalah bahwa dalam pribadi
Almasih kedua sifat itu sudah bertemu.”
Namun
sebagai manusia, sudah pasti pangkat atau kedudukan Almasih lebih rendah
dibandingkan dengan Allah.Oleh karena itu, Yohanes perlu menjelaskannya, “Sebab
Bapak lebih besar dari pada Aku.” (Yohanes 14:28). Walaupun dalam kelasnya
berbeda, mengingat sifat ketuhanan yang ada didalamnya, “Aku dan Bapak adalah
satu.” (Yohanes 10:30).
Ketika penyusunan injil berkembang luas dikalangan umat masehi, kaisar Konstantin yang agung (321 M) mengumpulkan 300 orang pastur untuk menetapkan akidah Almasih yang sebenarnya.Kemudian mereka juga bermufakat untuk menetapkan Injil yang benar.Namun para pastur tersebut bukannya meneliti Injil dari segi historis dan pertukaran pikiran yang logis, namun mereka menumpuk semua Injil yang ada di bawah meja makan malam yang kudus.Lalu mereka berdoa bersama-sama kepada Allah agar Injil yang benar di angkat ke atas meja dan membiarkan Injil yang salah dan karangan tetap dibawahnya.
Ketika penyusunan injil berkembang luas dikalangan umat masehi, kaisar Konstantin yang agung (321 M) mengumpulkan 300 orang pastur untuk menetapkan akidah Almasih yang sebenarnya.Kemudian mereka juga bermufakat untuk menetapkan Injil yang benar.Namun para pastur tersebut bukannya meneliti Injil dari segi historis dan pertukaran pikiran yang logis, namun mereka menumpuk semua Injil yang ada di bawah meja makan malam yang kudus.Lalu mereka berdoa bersama-sama kepada Allah agar Injil yang benar di angkat ke atas meja dan membiarkan Injil yang salah dan karangan tetap dibawahnya.
Setelah
peristiwa itu, kaisar pun mengeluarkan dekritnya.Ia menyatakan bahwa semua
injil yang berbeda dengan keempat injil itu palsu dan harus dibakar Dan
dimusnahkan, selanjunya ia memberi ancaman hukuman mati kepada siapapun yang
menemukan, menyimpan, Dan tidak menyerahkan kepada pihak yang berwajib. Maka
pada wakttu itu pun ratusan injil di bakar habis.
Peter
mochin dalam bukunya sejarah gereja mengatakan bahwa keputusan kaisar itu dalam
mengeluarkan dekri itu salah dan tidak masuk akal. Namun seelah itu, kaisar
sendiri pun menyesal Dan merasa bersalah karena terlalu gegabah atas
keputusannya.Kaisar juga memerintahkan agar kitab-kitab golongan aeros di
musnahkan Dan par pengikutnya di asingkan kes uatu negeri. Namun setelah
beberapa tahun kemudian (330 M) , ketika baginda akan menninggal dunia, saudar
perempuannya memberanikan diri mengatakan kepadanya bahwa keutusan yang di
ambil terhadap dolongan aeros idak berdasar pada kebenaran, kepuusan iu
seata-maa karena rasa permusuhan terhadap goolongan itu. Setelah mendengarkan
penuturan adiknya, ia lalu membatalkan dekritnya, tapi aeros meninggal dunia
sebelum kepetusan itu terimanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar